Thursday, December 16, 2010

Tips Foto Di Kebun Binatang


Kebun binatang adalah salah satu tempat favorit penggemar fotografi, mungkin karena kebanyakan dari kita menyukai hewan sebagai obyek foto namun merasa berat dan repot kalau harus benar-benar ke hutan, maka kebun binatang adalah jalan tengahnya. Kalau anda belum pernah menjajal kemampuan fotografi anda di kebun binatang, maka memotret di kebun binatang wajib dicoba.
Oke, sebelum anda benar-benar berangkat terlebih dahulu, kita akan membahas beberapa tips memotret di kebun binatang supaya hasil foto anda nanti bagus, silahkan:

Apa Yang perlu Anda Masukkan Ke Tas Kamera?

Peralatan yang saya rekomendasikan untuk dibawa adalah kombinasi kamera SLR + lensa medium tele diatas 85 mm atau kamera saku Super Zoom dengan zoom optik 10-12 kali kalau anda memiliki lensa makro bolehlah dibawa serta.
Lensa sepanjang ini diperlukan karena kebanyakan hewan dikebun binatang ditempatkan dalam jarak yang agak jauh dari pengunjung, bahkan seringkali ditambahi pagar kawat diantaranya. Lensa medium tele/ super zoom bisa mengatasi kondisi ini. Namun kalau anda hanya memiliki lensa pendek, jangan berkecil hati, anda tetap bisa menggunakannya untuk memotret atraksi hewan, hewan jinak yang dibiarkan berkeliaran atau bahkan suasana di kebun binatang itu sendiri.

Arahkan Fokus Pada Mata

Seperti kata pepatah, mata adalah jendela jiwa, maka untuk menangkap jiwa “kebinatangan” mereka secara jernih, fokuskan jepretan anda pada mata si hewan. Kalau anda sukses menangkap tatapan khas seekor hewan, foto anda akan berasa lebih dalam dan memiliki sentuhan


Teroboslah Pagar Kawat Itu

He he… tentu saja kata-kata diatas hanya kiasan (saya sih cuma sayang kameranya kalau anda sampai diterkam si maung). Maksud saya sebenarnya, jangan biarkan pagar kawat itu muncul di hasil foto anda nantinya. Trik menghilangkan kawat supaya tidak tampak di foto adalah begini:
  • Gunakan aperture priority (atau manual)
  • Set aperture sebesar-besarnya (pahami lagi konsep aperture)
  • Atur zoom (focal length) di posisi maksimal
  • Tempelkan lensa anda di pagar serapat-rapatnya
  • Lalu atur fokus agar jatuh di hewan (terutama matanya)
  • Jepret
Dalam kasus anda menggunakan kamera tanpa tersedia mode manual (aperture priority), gunakan mode portrait.
Cara diatas pada intinya adalah untuk mengatur Depth of Field  sedangkal-dangkalnya (shallow), sehingga saat anda menjatuhkan fokus pada hewan maka pagar kawat menjadi sangat kabur seolah-olah hilang.
Seorang kawan punya trik lebih hebat dalam mengatasi pagar kawat, “Cari pagar kawat yang agak sobek, biasanya kebun binatang di Indonesia perawatannya agak kurang, sehingga keumngkinan besar anda bisa menemukan lobang yang cukup agar lensa bisa masuk sedikit.” Nah itu kata kawan saya bukan saya sendiri
.

Tunggu Momen Ketika Hewan Berinteraksi/Beraksi

Memotret hewan yang sedang dalam posisi diam itu sudah biasa, namun memotret hewan yang sedang berinteraksi atau beraksi, itu baru beda. Interaksi disini bisa jadi interaksi hewan dengan sesama hewan, dengan pengunjung (atau pawang) atau bahkan dengan lingkungannya (misal bermain-main dengan ranting atau air). Beraksi bisa jadi hewan yang sedang mengaum, berlari atau bermain.
Kalau anda amati para juara lomba foto satwa, anda akan menemukan sebagian besar foto yang menang adalah foto yang menunjukkan hewan yang sedang berinteraksi. Kuncinya adalah kesabaran anda, karena momen seperti ini tidak bisa diatur.



Tips Untuk Hewan Hiperaktif

Dalam beberapa kasus anda akan menghadapi hewan yang gerakannya amat cepat seperti burung. Dalam kondisi seperti ini, atur setelan ISO di auto ISO, gunakan continous mode (burst) dan set shutter speed yang cukup tinggi (diatas 2 kali panjang fokal) serta atur aperture selebar-lebarnya agar foto anda tetap tajam.

Jadilah Selektif

Memotret di kebun binatang dengan pilihan hewan yang banyak dan beraneka ragam menuntut kita harus selektif dan tertata, jangan memaksakan diri ingin memotret semuanya. Cari tahu daftar hewan yang ada dan lebih baik lagi kalau anda bisa mengetahui lokasi hewan tersebut sebelumnya. Dengan begitu anda bisa memilih urutan hewan mana saja yang ingin anda foto. Pilih sasaran anda dan usahakan tetap disitu sampai anda menghasilkan paling tidak beberapa jepretan yang dirasa memenuhi standar anda. Jangan tergesa-gesa, anda tidak sedang diburu tenggat waktu bukan?



Lihat Kondisi Cahaya

Saat anda memotret hewan dialam terbuka, anda membutuhkan cahaya yang cukup, namun juga tidak berlebihan. Datanglah pagi-pagi karena saat pagi cahaya yang ada cukup namun tidak berlebihan. Cahaya di siang bolong kurang mendukung untuk pemotretan karena terlalu kuat, sifatnya datar dan keras sehingga foto akan memiliki banyak bayangan gelap dan terlalu kontras. Anda bisa mulai memotret lagi saat mulai mendekati sore hari.
Namun kalau kebun binatang yang dikunjungi cukup rimbun, maka anda beruntung karena bisa terlindung dari sinar matahari siang hari yang berlebihan. Saat diang datang, carilah lokasi yang cukup rimbun dan potretlah di area yang ada dibalik bayangan pohon.

Jangan Lupakan Obyek Lain

Meskipun anda pergi ke kebun binatang dan meniatkan diri memotret hewan, jangan lupakan obyek lain selain itu. Perhatikan juga ekspresi pengunjung saat melihat hewan-hewan tersebut, seringkali ekspresi mereka juga cukup menarik untuk diabadikan dalam foto anda.
Seringkali pihak kebun binatang juga mengadakan berbagai atraksi menarik untuk menyedot pengunjung, cari tahu apa saja atraksi yang tersedia, siapa tahu anda bisa menemukan obyek menarik disitu.
Nah selamat berburu di kebun binatang kesayangan anda :)

Thursday, December 2, 2010

Bagaimana cara menjadi fotografer profesional?

Bagi yang hobi fotografi, tentunya kadang berpikir bagaimana memanfaatkan hobi dan ketrampilan foto ini untuk mendapatkan penghasilan tambahan, bahkan ada yang bercita-cita ingin menjadi fotografer profesional.
Apa saja sih yang dibutuhkan untuk menjadi fotografer profesional?

SEBAGAI FOTOGRAFER

Setiap usaha perlu modal, tak terkecuali menjadi fotografer profesional. Pertama-tama kita perlu alat foto. Alat foto bisa berarti kamera lensa, dan aksesoris lain yang mendukung. Karena jenis fotografi dan gaya tiap orang cukup beragam, maka alat foto juga beragam.
Secara umum, semakin mahal kamera atau lensa, semakin baik performa dan kualitasnya. Maka dari itu, tentukan anggaran yang cukup untuk pembelian peralatan yang sesuai untuk jenis fotografi yang ditekuni. Tapi jangan mengeluarkan semua uang Anda untuk membeli yang paling canggih dan paling mahal, karena masih akan ada biaya yang tidak sedikit untuk menjalani bisnis fotografi.
Salah satu alternatif bagi yang anggarannya sedikit adalah dengan cara menyewa kamera dan lensa berdasarkan pekerjaan yang didapat.
Modal tidak berarti uang saja, tapi yang penting juga penguasaan teori, praktek, kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah. Peralatan yang bagus saja tidak menjamin bisa menghasilkan karya yang baik dan layak jual.
Memiliki peralatan yang sesuai dan menguasai pengunaan peralatan fotografi hanya 1/3 dari ketrampilan yang diperlukan untuk menjadi fotografer profesional yang sukses. Lalu, apa yang dibutuhkan lagi?

SEBAGAI MANAGER

Sebagai pemilik usaha fotografi, kita harus mempelajari dan menguasai aspek manajerial yang baik. Aspek manejerial antara lain seperti pembukuan/akuntansi, kontrol kualitas , organize jadwal dan juga masalah berkaitan dengan SDM bila memiliki pegawai.
Dengan memiliki sistem pembukuan yang baik, kita memiliki acuan apakah bisnis kita menghasilkan atau merugi, bagaimana posisi keuntungan dibanding dengan periode yang lampau. Dengan mendapatkan informasi ini, kita bisa merancang rencana kedepannya.
Selain itu, kualitas kontrol juga sangat penting tapi ini cukup sulit karena fotografi ini bersifat seni. Walaupun sulit, kita juga harus mempertahankan bahkan meningkatkan kualitas foto kita.

SEBAGAI ENTREPRENEUR (WIRAUSAHA)

Ketrampilan lain yang dibutuhkan yaitu kemampuan wirausaha. Ketrampilan wirausaha ini mencakupi kemampuan memiliki visi, kemampuan melihat peluang-peluang baru, dan kreatifitas di dalam pemasaran.
Bila salah satu pilar diatas tidak ada atau kurang, maka sulit bagi seorang fotografer untuk sukses di bisnis yang penuh persaingan ini. Tapi jangan terlalu kuatir bila Anda hanya punya salah satu dari keahlian diatas, Anda bisa mencari partner usaha yang bisa mengisi kekurangan Anda.
Pilihan lain adalah untuk mempelajari aspek lain yang kita belum kuasai. Contohnya bila menguasai aspek fotografer dengan baik, tapi tidak mengenal aspek manajerial dan wirausaha, kita bisa belajar aspek tersebut dari teman atau kuliah formal/informal.
Atau, bila Anda tidak memiliki dan tidak mau belajar, Anda bisa bekerja untuk pengusaha di bidang fotografi daripada membuka usaha sendiri tapi akhirnya rugi dan gagal.
Maka dari itu penting bagi tiap orang untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan diri. Setelah mengetahui, kita bisa mengambil keputusan yang terbaik untuk diri kita.

Mudah-mudahan posting ini bisa memberikan info bagi pada para fotografer amatir yang ingin menjelajah ke wilayah bisnis foto.

Memilih lensa sapujagat



Banyak orang yang tidak ingin direpotkan dengan ritual ganti-ganti lensa dan membawa lensa tambahan, oleh sebab itu, lensa sapujagat lahir. Lensa ini memiliki jangkauan fokus yang luas, dari lebar sampai panjang (tele).

canon-350d-tamron-18-250mm
Kamera pemula Canon dan lensa Tamron 18-250mm, kecil2 tapi jangkauannya panjang
Di pasaran, lensa model ini ada yang mahal dan ada yang murah, ada yang kualitasnya baik, ada yang kualitasnya buruk.

Inilah lensa sapujagat yang saya rekomendasikan:

1. Nikon 18-200mm VR f/3.5-5.6 VR versi II – harga sekitar 6.5 – 7 juta

Kalau memakai kamera Nikon, lensa ini bisa dibilang yang terbaik dari kualitas foto dan desain bodinya. Performa auto fokus juga bisa diandalkan. Kualitas fotonya sangat baik dan tajam di 18-70mm, setelah itu kualitasnya akan merosot terutama antara 135-200mm. Selain itu, harganya relatif tinggi dan mungkin lebih mahal dari kamera Anda.

2. Canon 18-200mm f/3.5-5.6 IS – harga sekitar 5.5 – 6 juta

Kualitas foto mungkin tidak setajam Nikon di 18-70mm, tapi secara keseluruhan, lensa ini lebih konsisten dari Nikon, terutama untuk foto jarak jauh (tele). Harganya juga jauh lebih murah. Sayangnya auto fokusnya masih mengunakan teknologi lama, jadi masih ada suara dan kurang cepat. Untuk pengguna kamera Canon, lensa ini adalah pilihan terbaik.

3. Tamron 18-270mm f/3.5-6.3 VC Macro – harga sekitar 5 juta

Lensa ini adalah lensa dengan jangkauan paling jauh dibandingkan dengan lensa diatas. Kualitas foto cukup baik dari 18-135mm setelah itu agak menurun terutama di ujungnya, yaitu 200-270mm. Lensa ini layak menjadi pilihan bila Anda ingin memiliki lensa yang berjangkauan sangat jauh, seperti foto satwa liar (wildlife).  Kekuranganya (seperti lensa Tamron secara umum) terletak pada performa auto fokus yang sedikit berisik dan sering gagal mengunci subjek foto.

4. Tamron 18-250mm f/3.5-6.3 Macro – harga sekitar 3 juta

Harga paling murah, bukan berarti paling jelek, tapi sebaliknya, kualitas foto lebih konsisten daripada lensa Tamron 18-270mm diatas dan Sigma 18-250mm dibawah. Ukurannya juga lebih kecil dan ringan, cocok untuk dibawa jalan-jalan. Kekurangannya adalah tidak memiliki built-in stabilizer, jadi pengguna kamera Canon / Nikon agak kesulitan bila foto di ruangan yang gelap.

5. Sigma 18-250mm f/3.5-6.3 OS HSM – harga sekitar 5 juta

Desain lensa ini dan performa auto fokusnya lebih cepat, hampir tidak bersuara dan lebih akurat dari lensa-lensa Tamron diatas. Tapi kualitas fotonya malah kurang konsisten. Misalnya di jarak fokus 18mm foto tajam, tapi di 50mm, tidak tajam.

Catatan: Lensa Tamron, Sigma tersedia untuk kamera Nikon, Canon, Sony dan Pentax.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...